nabi idris


 Idris (bahasa Arab: إدريس, translit. Idrīs) adalah nabi kedua dalam Islam setelah nabi Adam AS, tokoh yang namanya disebut dalam Al-Qur'an 2 ayat yang merujuk pada nabi Idris selaku karakternya[1]. Dalam daftar 25 nabi dalam Islam, nama Idris biasanya ditempatkan di urutan kedua, setelah Adam dan sebelum Nuh.

Al-Qur'an tidak menjabarkan kisah Idris dan hanya menyebut namanya dua kali. Kisah Idris yang biasanya termaktub dalam berbagai literatur Muslim bersumber dari sumber non-Qur'an, seperti hadits, riwayat sahabat Nabi, dan tafsiran para ulama. Pendapat paling masyhur menyatakan bahwa Idris adalah orang yang sama dengan tokoh dalam Alkitab bernama Henokh yang merupakan kakek buyut Nuh.

Ayat[sunting | sunting sumber]

Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab. Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.

Nama[sunting | sunting sumber]

Nama "Idris" dijelaskan kemungkinan memiliki arti "penerjemah."[2] Sebagian sumber menyatakan bahwa dia disebut Idris dalam bahasa Arab karena ketekunannya dalam mempelajari ajaran-ajaran dari Adam dan Syits.[3] Beberapa penafsir Al-Qur'an seperti Al-Baizawi menyatakan bahwa Idris diambil dari kata bahasa Arab dars "untuk mengajarkan" wahyu Ilahi.[4] Menurut Az-Zamakhsyari, kata Idris bukan nama yang berasal dari bahasa Arab.

Keterangan[sunting | sunting sumber]

Nama Idris disebutkan dua kali dalam Al-Qur'an.[a] Dalam Al-Qur'an, Idris dipuji dan disifati sebagai orang yang jujur, sabar, dan sosok yang diangkat ke martabat yang tinggi.[5][6][7] Keterangan Idris selain itu berasal dari luar Al-Qur'an, seperti hadits, riwayat sahabat Nabi, atau pendapat para ulama.

Ibnu Ishaq menyatakan bahwa Idris adalah orang pertama yang mengenalkan tulis-menulis menggunakan pena,[7][8] menjahit baju dan memakainya, dan manusia yang mengerti masalah medis.[9] Dikatakan bahwa dia merupakan orang pertama yang meneliti pergerakan bintang, juga menetapkan berat dan ukuran.[10]

Ada pendapat menyatakan bahwa Idris awalnya lahir di Babil. Namun saat penduduk di sana mulai banyak melakukan dosa, dia dan pengikutnya hijrah ke Mesir.[11]

Miniatur Persia yang menggambarkan Idris mengunjungi surga dan neraka, dari manuskrip Qishash al-Anbiya'

Ibnu Abbas berkata,

"Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit, dan Musa adalah penggembala."

— Al-Hakim[12]

Sebagian mengatakan bahwa Idris dijuluki sebagai "Asad al-asad" (singa dari segala singa) karena keberanian dan kegagahannya, sedangkan di dalam kisah lain, Idris diberi julukan "Harmasu al-Haramisah"[13] (ahlinya perbintangan).[14]

Riwayat masyhur menyatakan bahwa Idris wafat di langit keempat. Ka'ab al-Ahbar menceritakan bahwa suatu saat Idris mengatakan pada salah satu malaikat, "Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu kepadaku berupa ini dan itu. Maka sampaikanlah kepada malaikat maut agar dia menunda ajalku, sehingga aku bisa menambah amalku." Malaikat tersebut membawa Idris menuju langit. Di langit keempat, mereka bertemu dengan malaikat maut. Malaikat tersebut menyampaikan pesan Idris kepada malaikat maut. Malaikat maut bertanya, "Lantas di mana Idris sekarang?" Dia menjawab, "Dia berada di atas punggungku." Malaikat maut berkata, "Sungguh menakjubkan. Sesungguhnya engkaulah yang diutus, tapi dikatakan kepadaku, 'Cabutlah Idris di langit keempat,' sehingga aku katakan, 'Bagaimana mungkin aku mencabut ruhnya di langit keempat, sementara dia berada di bumi?'" Lalu malaikat maut mencabut nyawa Idris di langit keempat. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah, "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."[15]

Hadits isra' mi'raj[sunting | sunting sumber]

Dalam hadits mengenai isra' mi'raj, diterangkan bahwa Nabi Muhammad bertemu dengan Idris di langit keempat. Diriwayatkan dari 'Abbas bin Malik,

"... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku (Muhammad) pergi ke langit keempat, di sana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku), 'Ini adalah Idris. Berilah dia salammu.' Maka aku mengucapkan salam kepadanya, dan ia mengucapkan, 'Selamat datang, wahai saudaraku yang shalih dan nabi yang shalih' sebagai balasan salamnya kepadaku."

Nabi yang masih hidup[sunting | sunting sumber]

Ada kepercayaan di sebagian kalangan Muslim bahwa ada empat orang nabi yang masih hidup sampai sekarang: dua hidup di bumi dan dua di langit. Dua nabi yang ada di bumi yang dimaksud adalah Nabi Khidir dan Nabi Ilyas, sementara dua yang ada di langit adalah Nabi Idris dan Nabi 'Isa.

Tentang ayat, "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi," Mujahid menyatakan bahwa Idris diangkat ke langit dan belum meninggal dunia sebagaimana 'Isa diangkat ke langit. Ibnu Katsir menanggapi perkataan Mujahid, "Jika dia mengatakan bahwa Idris sampai saat ini belum meninggal, maka pendapatnya perlu dikaji ulang. Namun jika dia mengatakan bahwa Idris diangkat ke langit dalam keadaan hidup, kemudian nyawanya dicabut di sana, maka pendapat tersebut tidak bertentangan dengan yang dikatakan oleh Ka'ab al-Ahbar di atas. Wallahu a'lam."[16]

Padanan[sunting | sunting sumber]

Penyebutan singkat Idris dalam Al-Qur'an hanya mengenai pujian Allah atasnya, bukan mengenai kisahnya. Dengan minimnya keterangan, beberapa pihak mengaitkan Idris dengan beberapa tokoh tertentu.

Henokh[sunting | sunting sumber]

Pendapat yang masyhur menyatakan bahwa Idris adalah orang yang sama dengan tokoh dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen) bernama Henokh (Akhnukh). Ulama yang berpendapat demikian di antaranya Ibnu Jarir ath-Thabari dan Al-Baizawi. Al Baizawi mengatakan, "Idris berasal dari keturunan Syits dan moyang Nuh, dan namanya Henokh."[4]

Sumber Alkitab menyebutkan bahwa Henokh adalah keturunan generasi keenam Adam. Silsilahnya adalah: Henokh bin Yared bin Mahalaleel bin Kenan bin Enos bin Syits bin Adam. Nama Henokh sendiri bermakna "guru".[17] Ayahnya bernama Yared dan dia lahir saat ayahnya berusia 162 tahun. Saat Henokh berusia 65 tahun, dia memiliki putra bernama Metusalah. Metusalah memiliki putra bernama Lamekh dan Lamekh memiliki putra bernama Nuh. Jadi Henokh adalah kakek buyut dari Nuh. Menurut perhitungan usia dalam Alkitab, Adam masih hidup saat Henokh lahir. Alkitab menyebutkan bahwa Henokh kemudian diangkat ke langit pada usia 365 tahun.[18] Hal inilah yang menjadikan Idris hampir selalu ditempatkan di antara Adam dan Nuh di daftar 25 nabi dalam tradisi Muslim. Keterangan mengenai Henokh yang diangkat ke langit mirip dengan riwayat Ka'ab al-Ahbar yang menyebutkan bahwa Idris diangkat ke langit.

Meski demikian, beberapa ulama modern menolak menyamakan kedua tokoh ini karena kurangnya dasar yang dijadikan acuan. Penerjemah Al-Qur'an Abdullah Yusuf Ali menyatakan, saat membahas Idris dalam surah Maryam, bahwa menyamakan Idris dengan Henokh bisa saja benar atau bisa saja tidak benar.[19]

Sebagian pihak yang menolak pendapat bahwa Idris sama dengan Henokh menggunakan dasar hadits isra' mi'raj. Di sana disebutkan setelah Nabi Muhammad memberi salam kepada Idris, Idris menyebut Muhammad "saudaraku yang shalih" seperti yang diucapkan Yusuf dan Harun,[b] bukan menyebutnya "anakku yang shalih" sebagaimana Adam dan Ibrahim. Dari sini kemudian ditarik kesimpulan bahwa jika memang Idris dan Henokh adalah orang yang sama, berarti Idris adalah leluhur Muhammad dan seharusnya dia menyebut Muhammad "anakku yang shalih" seperti Adam dan Ibrahim. Namun sebagian menafsirkan bahwa alasan Idris menyatakan Muhammad sebagai saudara karena sebagai bentuk kerendahan hati.[20] Dalam Syarah Arba’in an-Nawawi, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan bahwa Idris adalah nabi dari bani Israil, yaitu keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, sehingga dia bukanlah leluhur Muhammad.[21]

Hermes Trismegistus[sunting | sunting sumber]

Tokoh lain yang juga disamakan dengan Idris adalah Hermes Trismegistus. Sayyid Ahmed Amiruddin menyatakan bahwa tradisi Kristen dan Islam awal menyebut Hermes Trismegistus sebagai pembangun Piramida Giza.[22] Antoine Faivre, dalam The Eternal Hermes (1995), telah menunjukkan bahwa Hermes Trismegistus memiliki tempat dalam tradisi Islam, meskipun nama Hermes tidak muncul dalam Al-Qur'an. Para ahli sejarah dan penulis sejarah abad pertama hijriyah dengan cepat mengidentifikasi Hermes Trismegistus dengan Idris,[23] yang juga diidentifikasi orang Arab dengan Henokh. Hermes disebut "Trismegistus" (agung tiga kali) karena memiliki tiga asal. Hermes pertama, sebanding dengan dewa Mesir Thoth, adalah "pahlawan peradaban", seorang inisiator ke dalam misteri ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan ilahi yang menghidupkan dunia; dia mengukir prinsip-prinsip ilmu suci ini dalam hieroglif. Hermes kedua, di Babel, adalah penggagas Pythagoras. Hermes ketiga adalah guru alkimia pertama. "Seorang nabi tak berwajah," tulis Pierre Lory, seorang Islamis, "Hermes tidak memiliki karakteristik yang konkret atau menonjol, berbeda dalam hal ini dari sebagian besar tokoh utama Alkitab dan Al-Qur'an."[24]

Ilyas[sunting | sunting sumber]

Sebagian ulama berpendapat bahwa Idris adalah orang yang sama dengan Ilyas atau Elia, nabi Bani Israil yang hidup pada abad kesembilan SM. Ilyas sendiri juga termasuk salah satu 25 nabi dalam Islam. Al-Bukhari menuturkan, diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud dan Ibnu 'Abbas bahwa Ilyas itu adalah Idris.[16] Sebagai perbandingan, dalam Alkitab disebutkan bahwa Ilyas/Elia pada akhirnya diangkat ke langit[25] sebagaimana Henokh.

Akhnukh[sunting | sunting sumber]

Beberapa orang meyakini nama asli nabi Idris adalah Akhnukh.

Tokoh lain[sunting | sunting sumber]

Dikarenakan perbedaan linguistik dari nama "Idris" dengan tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, beberapa sejarawan telah mengusulkan bahwa tokoh Al-Qur'an ini berasal dari "Andreas", juru masak yang mencapai keabadian dari Romansa Aleksander Syria.[26][27][28] Selain itu, sejarawan Patricia Crone mengusulkan bahwa "Idris" dan "Andreas" berasal dari epos Akkadia Atra-Hasis. Epos ini sendiri dinamai sesuai tokoh utamanya, Atra-Hasis, namanya bermakna "luar biasa bijak". Nama Atra-Hasis muncul dalam daftar raja Sumeria sebagai penguasa Syuruppak (Shuruppak dalam ejaan Inggris) sebelum peristiwa banjir besar.[29]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Dalam Al-Qur'an, nama Idris disebutkan dua kali, yakni pada surah:
    1. Maryam (19): 56
    2. Al-Anbiya' (21): 85
  2. ^ Yusuf dan Harun adalah keturunan Ishaq, putra kedua Ibrahim, sedangkan Muhammad adalah keturunan Ismail, putra sulung Ibrahim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ronaldinho

cristiano ronaldo

nabi sulaiman